menu

Minggu, 04 Desember 2016

kompetisi dalam kebaikan


BAB I
Q.S. Al-Baqarah, 2: 148 , Fatir , 32. Al Isra 26-27 dan Al Baqoroh 177
A.    Q.S. Al-Baqarah, 2: 148
 وَلِكُلٍّ۬ وِجۡهَةٌ هُوَ مُوَلِّيہَا‌ۖ فَٱسۡتَبِقُواْ ٱلۡخَيۡرَٲتِ‌ۚ أَيۡنَ مَا تَكُونُواْ يَأۡتِ بِكُمُ ٱللَّهُ جَمِيعًا‌ۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَىۡءٍ۬ قَدِيرٌ۬
Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah (dalam membuat) kebaikan. di mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” •
 Kesimpulan 1. Setiap umat mempunyai kiblatnya masing-masing. 2. Perintah agar kaum muslim bersatu, terus bekerja dengan giat, beramal, bertaubat, dan berlomba-lomba dalam kebaikan. 3. Berlomba-lomba dalam kebaikan berarti menaati segala perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya dengan semangat yang tinggi. 4. Allah akan membalas segala perbuatan yang dilakukan oleh manusia,. Penjelasan: Qur’an Surat Al Baqarah terdiri dari 286 ayat diturunkan di Madinah yang sebagian besar diturunkan pada permulaan tahun Hijriyah, kecuali ayat 281 diturunkan di Mina pada Haji Wada’ (haji Nabi Muhammad s.a.w. yang terakhir).
Seluruh ayat dari surat Al Baqarah termasuk ayat Madaniyah, merupakan surat yang terpanjang diantara surat-surat Al qur’an yang di dalamnya terdapat pula ayat yang terpanjang, yakni ayat 282. Surat ini dinamai surat “Al Baqarah” karena di dalamnya disebutkan kisah penyembelihan sapi yang diperintahkan Allah kepada Bani Israil ( lihat : ayat 67 – 74 ), dimana dijelaskan watak orang Yahudi pada umumnya. Surat Al Baqarah dinamai pula surat Fusthaatul Qur’an artinya puncak Al Qur’an karena memuat beberapa hukum yang tidak disebutkan dalam surat yang lain. Pada surat Al Baqarah 148 dijelaskan bahwa manusia di alam ini telah terjadi golongan-golongan dimana mereka telah meyakini kebenaran aturan dan syare’atnya masing-masing seperti : golongan Islam, Nasrani, Yahudi, Budha, Hindu dan umat lainnya. Namun bagi umat Islam haruslah yakin bahwa syare’at Islam adalah syare’at yang benar karena kebenaran syare’at Islam itu telah ditetapkan kebenarannya oleh Allah dan dinyatakan agama yang paling benar pula sebagaimana firman-Nya dalam Q.S. Ali Imran : 19 yang artinya :”Sesungguhnya agama (yang diridoi ) di sisi Allah hanyalah Islam”. Pada ayat lain Q.S. Ali Imran ayat 85 juga dijelaskan yang artinya :”Barang siapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) dari padanya, dan dia di akherat termasuk orang-orang yang rugi”. Kata kiblat berarti arah yang dituju umat Islam dalam melaksanakan ibadah salat. Namun kiblat bisa diartikan sebagai syari’at, agama, undang-undang atau peraturan yang dijalani oleh manusia.
 Ada sejarah umat Islam yang dahulunya menghadap kiblat ke Baitul Maqdis di Yerussalem ketika melaksanakan ibadah salat. Kemudian beralih ke Baitullah Ka’bah di Makkah setelah mendapatkan perintah Allah yang tercantum dalam Q.S. Al Baqarah ayat 144 yang artinya : “Sungguh kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit (berdo’a dan menunggu-nunggu turunnya wahyu), maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palinglah mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan dimana saja kamu berada, palinglah mukamu ke arahnya. Dan sesungguhnya orang-orang (yahudi dan Nasrani) yang diberi Al Kitab (Taurat dan Injil) memang mengetahui, bahwa berpaling ke Masjidil Haram itu adalah benar dari Tuhannya. Dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan”. Umat Islam dan umat manusia pada umumnya diperintahkan untuk berlomba- lomba berbuat kebajikan yaitu melakukan perbuatan-perbuatan yang bermanfaat untuk kesejahteraan umat manusia baik lahiriyah maupun bathiniah, seperti berlomba-lomba mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dapat dimanfaatkan oleh manusia untuk mencapai kesejahteraan dan kemakmuran hidup di dunia, bukan sebaliknya yang digunakan untuk menyengsarakan atau mengancam kelangsungan kehidupan manusia.
B.     Al Fatir : 32.

ثُمَّ أَوۡرَثۡنَا ٱلۡكِتَـٰبَ ٱلَّذِينَ ٱصۡطَفَيۡنَا مِنۡ عِبَادِنَاۖ فَمِنۡهُمۡ ظَالِمٌ۬ لِّنَفۡسِهِۦ وَمِنۡہُم مُّقۡتَصِدٌ۬ وَمِنۡہُمۡ سَابِقُۢ بِٱلۡخَيۡرَٲتِ بِإِذۡنِ ٱللَّهِۚ ذَٲلِكَ هُوَ ٱلۡفَضۡلُ ٱلۡڪَبِيرُ

Kemudian Kitab itu kami wariskan kepada orang-orang yang kami pilih di antara hamba-hamba kami, lalu di antara mereka ada yang menganiaya diri mereka sendiri dan di antara mereka ada yang pertengahan dan diantara mereka ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan[1260] dengan izin Allah. yang demikian itu adalah karunia yang amat besar.” [1260] yang dimaksud dengan orang yang menganiaya dirinya sendiri ialah orang yang lebih banyak kesalahannya daripada kebaikannya, dan pertengahan ialah orang-orang yang kebaikannya berbanding dengan kesalahannya, sedang yang dimaksud dengan orang-orang yang lebih dahulu dalam berbuat kebaikan ialah orang-orang yang kebaikannya amat banyak dan amat jarang berbuat kesalahan.

• Kesimpulan dan penjelasan. 1. Al-Qur’an merupakan pedoman dan petunjuk bagi orang-orang yang betakwa. 2. Ada sebagian orang yang tidak mau memiliki kemampuan untuk membaca, memahami dan melaksanakan isi kandungan Al-Qur’an, sehingga mereka termasuk orang yang menganiaya diri mereka sendiri. 3. Tingkatan umat Islam dalam memahami Al-Qur’an ada tiga: a. Orang yang menganiaya dirinya sendiri ialah orang yang lebih banyak kesalahannya daripada kebaikannya. b. Orang pertengahan ialah orang-orang yang kebaikannya berbanding dengan kesalahannya. c. Orang yang lebih dahulu dalam berbuat kebaikan ialah orang-orang yang kebaikannya amat banyak dan amat jarang berbuat kesalahan. 4. Orang yang berbuat kebaikan akan dimasukan ke dalam surga ‘adn, yaitu surga yang penuh dengan kenikmatan. Penjelasan: Qu’an surat Faatir terdiri atas 45 ayat, termasuk golongan surat-surat Makiyah, diturunkan sesudah surat Al Furqan.

Kata Faatir berarti “ pencipta “ ada hubungannya dengan perkataan “ Faatir “ yang terdapat pada ayat pertama surat ini. Pada ayat tersebut bahwa Allah adalah Pencipta langit dan bumi. Pencipta malaikat-malaikat, Pencipta semesta alam yang semuanya itu adalah bukti atas kekuasaan dan kebesaran-Nya. Maksud kelompok dholimun linafsihi atau kelompok yang menganiaya diri itu adalah kelompok yang mengaku beragama Islam tetapi lebih banyak melakukan perbuatan kejahatan dan dosa dari pada kebaikannya. Kelompok ini adalah termasuk golongan yang merugi, nanti di akherat akan ditempatkan di neraka dan akan memperoleh siksa karena perbuatan dosanya. Namun setelah mereka disiksa sesuai dengan kesalahan dan dosanya, mereka akan mendapatkan ampunan dari Allah karena keimanannya sehingga dikeluarkan dari api neraka. Hal ini berdasarkan hadis Rosulullah yang artinya :” akan keluar dari neraka siapa saja yang mengucapkan LAAILAAHA ILLALLAH, sedangkan dalam hatinya (hanya) ada kebaikan sebesar debu” (H.R. Buchori – Muslim, dan Tirmidzi)

Maksud kelompok muqtashid yakni, kelompok yang ada dipertengahan adalah kelompok umat Islam yang perbuatan baiknya sebanding dengan perbuatan jahatnya. Kelompok ini akan ditempatkan di A’raf yaitu tempat antara surga dan neraka. Kemudian beberapa waktu yang telah ditetapkan Allah golongan ini lalu dimasukkan ke dalam surga. Sedangkan kelompok saabiqun bil khoirooti adalah kelompok umat Islam yang lebih dahulu berbuat kebajikan, mereka gemar berbuat kebaikan, tidak mau berbuat kejahatan atau dosa. Kelompok ini akan memperoleh kebahagiaan di dunia dan akherat. Di akherat akan ditempatkan di surga Adn dengan segala fasilitas-fasilitasnya, seperti yang diterangkan dalam Q.S. Al Fathir ayat 33 yang artinya : “(Bagi mereka) surga Adn, mereka masuk ke dalamnya, di dalamnya mereka diberi perhiyasan dengan gelang-gelang dari emas, dan dengan mutiara, dan pakaian mereka di dalamnya dari sutera” KEGIATAN SISWA v Diskusikan dengan teman-temanmu bagaimana sikap dan perilaku orang yang tergolong kelompok sabiqun bilkhairat itu. v Coba identifikasi perilaku golongan orang yang zalim terhadap dirinya sendiri. v Coba renungkan apa manfaat dan hikmah yang dapat dipetik bagi kelompok orang yang dapat beramal saleh lebih banyak dari pada kejahatan/dosanya.

RANGKUMAN • Surah Al Baqarah,2 : 148 berisi bahwa setiap umat itu mempunyai kiblat, aturan dan syari’ah masing-masing. Allah SWT menyuruh kepada semua manusia untuk memilih agama yang paling benar ( Islam ) dan disuruh beribadah, beramal, bekerja dan berlomba-lomba dalam berbuat kebajikan. • Kandungan Q.S. Faatir, 35 : 32 adalah menerangkan tentang adanya tiga golongan umat Islam sebagai pewaris Kitab Al Qur’an yaitu golongan yang menganiaya dirinya sendiri, golongan yang ada dalam pertengahan, golongan yang lebih dahulu berbuat kebajikan. Kelompok yang lebih dahulu berbuat kebaikan tentu akan mendapat karunia dari Allah baik di dunia maupun di akherat.


C.     Surat Al-Isra 26-27
 tentang ajuran membantu Kaum Duafa
• Terjemahan ayat 26-27 :
“dan berikan lah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan hak nya kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan; dan janganlah kamu menghambur-hambur (hartamu) secara pemboros-pemboros itu adalah sodara-sodara setan dan itu adalah ingkar kepada tuhannya” (Q.S. Al-Isra, 17;26-27)
Isi atau kandungan ayat Al Qur’an tersebut adalah
• Suruhan Allah SWT kepada umat manusia (umat Islam) untuk memenuhi hak kaum kerabat,fakir miskin,dan orang-orang dalam per jalanan.
• Larangan Alah SWT agar kita, umat islam jangan menghambur-hamburkan harta secara boros,karna pemborosan adalah teman atau saudaranya setan

Kesimpulan Ayat Al-Isra 26-27
Hak merupakan suatu yang harus diterima oleh seseorang.sesuatu tersebut bisa berupa materi atau non materi.misal kaum kerabat berhak memperoleh kasih sayang, rasa hormat, dan memperoleh pertolongan baik materi maupun non materi bila di perlukan.
Pemberian bantuan berupa harta benda kepada kaum kerabat,para fakirmiskin (kaum duafa) dan orang-orang dalam perjalanan, berupa sedekah atau berderma di jalannya, yang isyaallah tentu akan mendapat pahala yang berlipat ganda. Allah SWT berfirman : “perumpamaan (nafkah yang di keluarkan oleh orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan allah adalah serupa dengan sebutir benih yang membutuhkan tujuan butir pada tiap-tiap butir seratus biji.Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang dia kehendaki dan alah maha luas (karunianya)lagi maha mengetahui (Q.S. Al-Baqarah,261)
Setiap muslim/muslimah dilarang besikap boros dalam hidupnya,sebaiknya ia di suruh untuk hidup sederhana.

D.    Suarat Al-Baqarah 177
tentang anjuran menyantuni Kaum Duafa
Terjemahan ayat 177 (Q.S Al-Baqarah)
Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan akan tetapi sesungguhnya kebijakan itu ialah beriman kepada Allah,hari kemudian,maikay-malaikat,kitab-kitab,nabi-nabi,dan memberikan harta yang di cintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim,orang-orang miskin,musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang memintai dan (memerdekakan)hambanya,mendirikan sholat,dan menunaikan zakat, dan orang-orang yang menepati janjinya apabila berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan,penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang yang benar (imannya) dan merekalah orang-orang yang bertaqwa”(Q.S.Al-Baqarah :177)
Kesimpulan Suarat Al Baqarah 177
Adalah kebajikan tidak terletak pada mengahadapkan wajah ke arah timur dan barat.tetapi kebajikan adalah memiliki iman yang benar. Yakni kepercayaan yang tertuju dalam hati, di ucapkan dengan lisan dan di buktikan melalui amal perbuatan
Ciri-ciri iman yang benar berdasarkan surat Al Baqarah Ayat 177 antara lain sebagai berikut :
a. beriman kepada Allah, hari kemudian, para malaikat,kitab-kitab (Al Qur’an dan kitab-kitab sebelumnya) para nabi (dari semenjak nabi adam sampai dengan Rosul terakhir Muhammad SAW)
b. memberikan harta yang di cintainya kepada kerabatnya, anak yatim orang-orang miskin, musafir, orang-orang yang meminta-minta,memerdekakan hamba sahanya.
c. Mendirikan sholat dan menunaikan zakat.
d. Menepati janji bila berjanji dan bersabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan.

Penyelesaian
Surat Al baqarah ayat 177 memberikan penyelesaian dengan cara bijaksana bahwa tujuan pengertian kitab itu tiada lain agar orang-orang beriman menaati segala apa yang di perintahkan allah.termasuk menaati arah kiblat shalat yakitu menghadap ke kabah ke mekah.
Suarat Al Baqarah ayat 177 berisi suruhan Allah agar orang-orang memiliki iman yang benar yakni bertaqwa kepada Allah SWT.
Perintah-perintah allah SWT dan menjauhi segala laranganya:
1. Menjalin hubungan baik dengan Allah SWT hal ini dilakukan dengan cara beriman kepada kebenaran rukun iman yang ke enam.selain itu jaga disiplin akan melaksanakan rukun islam yang lima.
2. Menjalin hubungan baik dengan sesama manusia misalnya, memberikan sebagian harta yang di cintainya kepada kaum kerabat, pakir, musafir, dll
3. menjalin hubungan baik dengan diri sendiri selalu menepati janji bila berjanjii dan bersifat sadar dalam kesepitan, penderitaan dan peperangan.

Kamus istilah
- Ujub :Bermegah diri atau berbangga diri, yaitu sifat yang di celah
allah SWT karna orang-orang yang ujub hatinya mengingkari segala kuasa allah.atas keberhasilan yang di peroleh nya
- Takabur :sombong, yaitu sifat yang menyombongkan diri karna merasa dirinya mempunyai kelebihan dan menganggap orang lain banyak kekurangan takabur termasuk sifat tercela.
- Gibah : mengumpat atau menyebut aib orang lain di belakangnya bermaksud untuk menodainya gibah termasuk perbuatan haram.
- Namimah :yaitu suka mengadu domba antara seseorang dengan orang lain, antara satu kelompok dengan kelompok lain sehingga kelompok yang tadinya bersahabat menjadi bermusuhan namimah termasuk perbuatan haram.

5 komentar: